Pramuka adalah sebuah gerakan yang mempunyai tujuan yang sangat positif untuk pembangunan mental bangsa. Pramuka sendiri sudah menjadi bagian dari pendidikan yang ada di negeri ini. Setiap sekolah mempunyai gugus depan yang mana menjadi garda depan pada setiap sekolah untuk memajukan pramuka di masing-masing sekolah.
Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia mempunyai cerita yang panjang, karena begitu bermanfaatnya gerakan ini, Negara menjadikan tanggal 14 Agustus sebagai hari Pramuka. Setiap hari besar yang dimasukkan dalam hari besar Nasional Indonesia tentunya mempunyai sejarah tersendiri , baik itu dalam latar belakang terjadinya , latar belakang penetapan hari nya dan juga sejumlah makna yang terkandung dalam hari yang selalu diperingati berulang ulang setiap tahunnya itu . Pada bulan Agustus ini ada dua kegiatan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia dan yang akan segera di peringati dalam waktu dekat adalah peringatan hari Gerakan Pramuka yang jatuh pada hari Jumat tanggal 14 Agustus 2015.
Pada awalnya Gerakan Pramuka juga disebut Kepanduan yang mana di Indonesia sudah ada sejak tahun 1923 dengan adanya Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) yang berada di Bandung. Pada tahun yang sama, di Kota Jakarta dibentuk Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi akar dari kepanduan di Indonesia ini bersatu bernama Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di kota Bandung pada tahun 1926.
Setiap tahun kita memperingati Hari Pramuka, namun tahukah pembaca sekalian bahwa perayaan tahunan Pramuka ini tidak terlepas dari perjuangan para kakak kita di masa lalu. Banyak yang mengira bahwa Hari Pramuka yang diperingati tanggal 14 Agustus ini adalah hari kelahiran Lord Baden Powell, namun anggapan tersebut salah. Maka dari itu untuk meluruskan sejarah marilah kita menyimak sejarah hari pramuka ini.
Karena gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jika kita ingin mengetahui latar belakang lahirnya gerakan Pramuka mari kita mengkaji kejadiaan di sekitar tahun 1960. Awalnya peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330 C yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila.
Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Presiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Pada hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka.
Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Dengan semangat Pramuka mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Selamat Hari Pramuka…
0 comments:
Post a Comment