Satu medali lagi disumbangkan oleh anak bangsa kepada SMP Negeri 2 Demak tahun 2013, sebagai sekolah kebanggaannya. Medali perunggu Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tahun 2013 berhasil dibawa pulang oleh Gita Imania Cahyani. Gadis ini lahir pada tanggal 16 April 2000, dari pasangan Eka Purjiyanta, dan Marfu’ah, yang keduanya berprofesi sebagai guru. Gita (nama panggilan sehari-hari) merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya (Ardian Widi Handoko) dulu juga alumni SMP Negeri 2 Demak. Ardian lulus tahun 2009/2010, dengan predikat lulusan terbaik dengan NEM 39,4. Dengan demikian maka SMP Negeri 2 Demak hingga saat ini telah berhasil mengantungi 3 medali. Pertama, medali Perunggu diraih oleh Bella Syaifillah pada LPIR tahun 2010 di Yogyakarta, yang kedua medali Perak diraih Achmad Ilham Nurgina pada LPIR tahun 2012 di Banjarmasin-Kalimantan, dan yang ketiga medali perunggu yang diraih oleh Gita.
Gita merupakan anak yang memiliki semangat tinggi dalam belajar. Sejak Taman Kanak-kanak Dia sudah memiliki angan-angan untuk sekolah di SD Negeri Bintoro 4, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Demak. Impiannya tersebut kini menjadi kenyataan. Sejak kelas III Sekolah Dasar, Dia sudah biasa belajar sendiri tanpa diperintah dan didampingi kedua orang tuanya. Kemandiriannya tersebut terus berlanjut hingga sekarang. Setelah masuk SMP, dia lebih bersemangat karena teman-teman di sekolah hebat-hebat sehingga harus berusaha dan belajar lebih hebat.
Di samping tekun dalam belajar, Gita juga mengembangkan kegemaran menulisnya dengan mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja. Kegiatan ekstra KIR ini dia ikuti sejak duduk di kelas VII. Di samping ia gemar menulis, Gita juga gemar meneliti, walaupun masih dalam tataran penelitian sederhana. Gita selalu mencari tahu, tentang apa yang dia lihat dalam kehidupan sehari-hari baik yang berkaitan dengan pelajaran, maupun yang berkaitan dengan fenomena atau gejala-gejala alam yang terjadi di lingkungan sekitar.
Di dalam kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), setiap akhir tahun pelajaran setiap peserta wajib membuat laporan karya ilmiah. Karya ilmiah tersebut dapat dibuat berdasarkan hasil penelitian, dan dapat berupa karya ilmiah kajian pustaka. Pada saat itu Gita Imania Cahyani memilih Laporan dari hasil penelitian yang dia lakukan.
Gita memiliki ide dalam penelitiannya berawal dari guru pembimbingnya menunjukkan dua kutub magnet batang yang saling didekatkan (U-U) dan (U-S), kemudian dia diminta mengamati interaksi yang terjadi. Selanjutnya Gita diminta untuk memikirkan, alat teknologi apa yang dapat dibuat berdasarkan fenomena yang baru saja dilihatnya. Setelah berpikir beberapa saat kemudian muncullah ide membuat Magnetic Bed. Ide tersebut terinspirasi dari Spring Bed Tantenya yang rusak.
Ide yang telah ditemukan oleh Gita tersebut kemudian diteliti selama lebih kurang 4 bulan, selanjutnya dibuat laporan hasil penelitiannya. Selama pembuatan laporan hasil penelitian, Gita bersama dengan teman-teman peserta KIR lainnya dibimbing oleh Pak Eka Purjiyanta di dalam kegiatan ekstrakurikuler. Semua peserta didik yang mengikuti kegiatan KIR merasa senang, karena mereka mendapatkan banyak hal, terutama berkaitan dengan pembuatan karya ilmiah. Dengan demikian maka, kelak pada saat mereka kuliah di perguruan tinggi, untuk membuat Skripsi tidak lagi menjadi masalah. Mereka sudah biasa membuat karya ilmiah.
Penelitian Gita dapat diselesaiakan pada bulan Mei 2013, termasuk Laporan hasil penelitiannya. Semua peserta KIR telah dibimbing dalam pembuatan laporan ilmiahnya, dari Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, hingga Bab V. Hasil laporan ilmiah semua peserta KIR diseleksi berdasarkan kriteria lomba karya ilmiah tingkat nasional yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Akhirnya ditetapkan ada dua karya ilmiah yang dikirim ke tingkat nasional untuk diikutkan lomba. Karya yang pertama adalah hasil penelitian Muhammad Maulana Sadid S., dan Mochamad Ilmi Hudaya yang pada saat itu mereka duduk di kelas VIII dengan judul; ”Mitos Batasan Tinggi Bangunan Melebihi Masjid Agung Demak”. Sedangkan karya kedua hasil penelitian Gita Imania Cahyani yang pada saat itu duduk di kelas VII dengan judul ”Magnetic Bed Tempat Tidur yang Aman, dan Menyehatkan.” Kedua karya tersebut dikirim pada bulan Agustus 2013 ke Jakarta.
Setelah menunggu beberapa bulan, akhirnya pada bulan September 2013 Panitia LPIR tingkat nasional memberitahukan kepada SMP Negeri 2 Demak bahwa karya ilmiah Gita Imania Cahyani lolos sebagai finalis dalam lomba penelitian ilmiah remaja tingkat nasional 2013. Peserta diundang untuk mempresentasikan hasil penelitiannya pada tanggal 24-30 September 2013 di Denpasar-Bali.
Dalam rangka mempersiapkan semua peserta LPIR yang akan maju ke babak final di Denpasar, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah mengundang semua peserta finalis dari Jawa Tengah untuk diberi pembekalan dan pembinaan oleh Dosen dari Perguruan Tinggi. Pada saat itu ada 12 peserta LPIR dari Jawa Tengah yang lolos ke babak final, termasuk Gita Imania Cahyani dari SMP Negeri 2 Demak. Pembinaan di LPMP Jawa Tengah selama 3 hari, dari tanggal 22 – 24 September 2013. Pada tanggal 24 September 2013 sekitar pukul 08.00, semua peserta LPIR dari Jawa Tengah dilepas oleh petugas dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menuju ke Bandara Ahmad Yani Semarang untuk diterbangkan ke Denpasar-Bali.
Setelah sampai di Denpasar-Bali, Gita yang didampingi oleh pembimbingnya mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. Lomba dibuka tanggal 24 September 2013 pukul 19.00 waktu setempat, kemudian dilanjutkan penyampaian aturan lomba oleh panitia. Presentasi masing-masing peserta dilakukan mulai tanggal 25 September 2013. Gita mendapatkan undian presentasi dengan nomor 16. Wow...., ini nomor Hoky Pak, karena sama dengan tanggal lahirku. Kata Gita menyampaikannya kepada Pak Eka, pembimbingnya. Oh ya...., semoga membawa berkah bagimu Gita. Kata Pak Eka kepada Gita pada saat itu.
Gita selama melakukan presentasi telah mencurahkan tenaga dan pikirannya, dan setelah maju di hadapan dewan juri, rasanya plong, lega. Selanjutnya Dia hanya bisa bertawakkal kepada Allah SWT untuk menunggu hasilnya melalui pengumuman dari panitia lomba.
Pasca presentasi hasil penelitian, sambil mengendorkan saraf-saraf yang tegang selama diuji dewan juri, Gita ngobrol-ngobrol dengan teman-temannya sesama peserta LPIR dari berbagai wilayah di Indonesia, untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang penelitian. Setelah menunggu beberapa hari, akhirnya pada tanggal 29 September 2013, pukul 10.15 waktu Denpasar, panitia lomba mengumumkan para pemenang lomba. Rasa dag-dig-dug jantung Gita saat itu. Demikian juga pembimbingnya. Dapatkah aku membawa pulang salah satu medali dalam lomba ini? Kata Gita dalam hati.
Ketua panitia memulai mengumumkan para pemanang lomba dengan membacakan Surat Keputusan Bapak Dirjen Kemendikbud Jakarta, selanjutnya mambacakan nama-nama peraih medali Emas, Perak, dan Perunggu LPIR bidang IPA-Lingkungan, IPS-Kemanusiaan, dan bidang Teknologi-Rekayasa. Karya Gita termasuk bidang Teknologi-Rekayasa. Nama pemenang yang pertama kali disebut adalah peraih medali perunggu bidang IPA-Lingkungan, kedua perunggu bidang IPS-Kemanusiaaan. Pada saat panitia membaca peraih medali perunggu bidang Teknologi-Rekayasa, ternyata nama Gita Imania Cahyani disebut. Tersentak hati Gita saat itu dengan kepala menunduk bersyukur kepada Allah SWT atas karunia yang telah diberikan kepadanya. Selanjutnya Gita maju ke panggung untuk menerima penghargaan medali perunggu dari panitia.
Saat ini Gita masih duduk di kelas VIII, sehingga masih memikili peluang lagi untuk mengikuti lomba penelitian ilmiah remaja (LPIR) tahun 2014. Pada saat ini Gita telah menyiapkan naskah laporan hasil penelitiannya bidang Teknologi-Rekayasa yang berjudul “Palang Kereta Api Otomatis”. Karya ilmiah ini akan dikirim pada bulan Juli 2014 dalam Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) tingkat nasional tahun 2014, bersama dua naskah karya ilmiah dari teman-temannya peserta ekstrakurikuler KIR SMP Negeri 2 Demak.